Jakarta, Situsenergi.com
Proses alih kelola Blok Rokandari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina (Persero) pada 9Agustus 2021 mendatang dinilai masih dipenuhi berbagai persoalan serius.Apabila permasalahan yang timbul selama dikelola oleh CPI tidak segera dirampungkan,dikhawatirkan kedepan Pertamina yang akan menanggung beban tersebut.
Presiden Federasi Serikat PekerjaPertamina Bersatu (FSPPB), Arie Gumilar, mendesak agar manajemen CPImenuntaskan kewajibannya terlebih dahulu sebelum meninggalkan Indonesia. Persoalanpertama terkait dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) serta tanahterkontaminasi minyak (TTM) yang muncul selama proses produksi oleh CPI.
FSPPB mendesak CPI bertanggungjawab atas timbulnya persoalan lingkungan tersebut.
Harus ada upaya recovery ataupemulihan agar masyarakat yang tinggal di area produksi blok Rokan terjaminkeamanan dan keselamatan. Apabila persoalan ini tak dirampungkan maka kedepanakan menjadi beban bagi Pertamina.Selama kegiatan produksi di Blok Rokanmenyisakan persoalan lingkungan yang kalau dikonversi ke rupiah itu nilainyalebih dari USD1,7 miliar.
Itu kalau tidak dselesaikansebelum alih kelola itu dilakukan akan jadi beban buat Pertamina dan negara.
Juga bahaya bagi masyarakat riaudan daerah yang terdampak, ujar Arie dalam webinar bertama Tuntaskan MasalahBlok Rokan, Sebelum Diserahkan Ke Pertamina, Sabtu (12/6/2021).
Akibat dari pelitnya CPI membukaakses data-data tersebut Pertamina mengalami kesulitan dalam investasi. Hal ituterbukti dari penurunan jumlah produksi yang terus mengalami penyusutan sejakpenetapan berakhirnya kontrak pengelolaan CPI pada blok Rokan.Paskaditetapkannya pengelolaan oleh Pertamina produksi blok Rokan terus menurun.
Proses transisi alih kelola tidakjalan mulus. CPI tidak mau investasi yang mengakibatkan produksi terus turundari sebelumnya sekitar 200 ribu barel oil per hari (bph) kemudian susutmenjadi 190 ribu bph, 170 ribu bph.
Bahkan di awal tahun 2021 hanya165 ribu bph, sambungnya.Persoalan lain adalah tersandranya pasokan listrik danuap blok Rokan oleh anak usaha CPI yaitu Chevron Standard Ltd (CSL) lantaranmereka tidak mau menyerahkan pembangkitnya ke Pertamina. Akibatnya pasokanlistrik dan uap terganggu.
Dia meminta agar CPI memenuhiketentuan yang berlaku terkait dengan penyerahan pengelolaan blok yang sudahberakhir kontraknya.Fsppb konsisten berjuang menegakkan kedaulatan energinasional dengan merebut blok blok yang masuk terminasi yang dikauasai asingagar dikelola oleh negara melalui Pertamina,” pungkas dia. (DIN/RIF)
Sumber: https://situsenergi.com/fsppb-desak-chevron-tuntaskan-persoalan-ini-sebelum-blok-rokan-dikelola-pertamina/