Ipotnews - Pengembanganenergi panas bumi (geothermal) di Indonesia terkendala Peraturan Menteri(Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) Nomor 50 tahun 2017 tentangpemanfaatan sumber energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik. Permentersebut membatasi harga jual energi geothermal.
KetuaUmum Serikat Pekerja Pertamina Geothermal Energi Jakarta, Bagus Bramantio,mengatakan harga jual listrik geothermal yang bersumber dari Pembangkit ListrikTenaga Panas Bumi ( PLTP ) dibatasi 7,89 sen per kwh.
Hargajual tersebut tidak sesuai dengan harga keekonomian.
Dia minta dukunganpemerintah agar PLN mau membeli listrik geothermal minimal 11 sen per kwh. Jikapemerintah tidak mendukung sulit mencapai target bauran energi nasionalkhususnya dari panas bumi. Sebab investor tidak ada yang mau membangun PLTP .
"Kitasedang perjuangkan itu karena kalau dibiarkan industri panas bumi akantenggelam. Pasti tidak akan ada investor yang mau bangun kalau nggak adaprofit," kata Bagus di Jakarta, Selasa (22/10).
Bagus menyatakan perluadanya perubahan Permen. Bila sudah sesuai harga keekonomian, dia memastikanakan banyak investor yang siap membangun PLTP karena potensi panas bumiIndonesia sangat besar. Data Kementerian ESDMmenyebutkan potensi panas bumi nasional sebesar 29,45 Mega Watt (mw). Namunsaat ini baru terealisasi sebesar 1.948,5 mw atau 7 persen dari total potensiyang ada. Untuk yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)saat ini sekitar 672 mw.
Bagus menambahkanpersoalan lain yang menghambat pengembangan energi panas bumi adalah penolakadari masyarakat di sekitar area pembangkit. Pasalnya masyarakat beranggapanapabila di wilayahnya dibangun pembangkit listrik akan merusak ekosistemseperti yang terjadi pada pembangkit listrik dari batubara.
Padahal,kata Bagus, tipikal PLTP sangat memperhatikan ekosistem. PLTP hanya bisadioptimalkan manakala ada air hujan. Hal itulah yang membuat pembangunan PLTPini harus benar - benar menjaga lingkungan dan tidak merusak hutan.
"Jadi banyakpenolakan masyarakat sebab asumsinya kita merusak, padahal kita enggak, kitabutuh uap untuk gerakkan turbin. Dan uap itu bisa kita hasilkan ketika adaair," ulasnya.
PresidenFederasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Arie Gumilar, membenarkanbahwa potensi panas bumi nasional sangat besar. Namun di antara sekian PLTPyang dibangun, produksi listrik geothermal Pertamina masih kecil. Swastamendominasi produksi listrik geothermal.
"Posisi BUMN hanyamemiliki porsi 38 persen. Sedangkan sisanya dikuasai oleh asing atau swastadomestik. Padahal panas bumi ini menjadi energi masa depan yang perlu kitadorong optimalisasi penggunaanya," kata Arie.
Sumber : https://j.mp/31zzZeE